Menjelang pergantian tahun, Bank sentral Amerika Serikat akan menyampaikan keputusan kebijakan terakhirnya untuk tahun 2024, bersama dengan bank sentral Japan dan Inggris. Ini akan menjadi peristiwa paling penting dalam sepekan kedepan, sesuatu yang dinantikan oleh segenap pelaku pasar. Selain itu ada beberapa hal lain yang sekiranya menjadi penggerak pasar.
Keputusan The Fed
Pada hari Rabu, Federal Reserve secara luas diperkirakan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Ini akan menjadi penurunan ketiga berturut-turut. Dengan penurunan yang sudah diperhitungkan tersebut, perhatian pasar akan lebih tertuju pada setiap arahan tentang seberapa besar suku bunga dapat dipotong lebih lanjut pada tahun 2025.
Ringkasan terbaru proyeksi ekonomi The Fed yang dirilis pada pertemuan tersebut akan memberikan satu indikasi tentang ke mana para pembuat kebijakan melihat suku bunga akan bergerak. Sebagai tanda kemungkinan dukungan untuk laju penurunan suku bunga yang lebih lambat tahun depan, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bulan ini bahwa ekonomi sekarang lebih kuat daripada yang diantisipasi bank sentral pada bulan September.
Pertemuan tersebut condong ke arah dovish dibandingkan dengan ekspektasi pasar. Jerome Powell kemungkinan akan mengulangi pernyataan bahwa pemotongan suku bunga dapat melambat jika inflasi meningkat, tetapi juga dapat dipercepat jika tingkat pengangguran terus meningkat dan laporan pekerjaan yang lemah bersama dengan inflasi yang melambat mungkin membuat pejabat sekali lagi lebih memperhatikan mandat ketenagakerjaan.
Bank of Japan Cenderung Menjeda Pemangkasan Suku Bunga
Pada hari Kamis, Bank of Japan akan mengadakan rapat terakhirnya di tahun 2024. Pasar berekspektasi bahwa para eksekutif akan mempertahankan suku bunga saat ini. Langkah ini diambil dimana mereka menunggu data lebih lanjut tentang upah dan kejelasan tentang kebijakan Donald Trump sebelum menaikkan suku bunga untuk ketiga kalinya.
Sehari sebelumnya, Bloomberg melaporkan bahwa pejabat BOJ melihat “sedikit biaya” dari menunda pengetatan tambahan. Tetapi volatilitas pasar bisa tinggi menjelang rapat dengan hasilnya masih belum pasti. Salah satu risiko potensial adalah bahwa Fed menunda pemotongan suku bunga pada hari Rabu, yang memicu lonjakan nilai tukar dolar-yen. Namun, analis telah mencatat bahwa akan sangat jarang bagi Fed untuk melawan arus ketika ekspektasi pasar untuk pemotongan begitu kuat.
Langkah Jepang Akan Diikuti Inggris
Bank of England di hari Kamis, secara luas juga diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada 4,75%. Mereka diperkirakan akan menunda pemotongan suku bunga ketiga sebesar 25 bps hingga Februari. Pasar saat ini memperkirakan tiga pemotongan suku bunga seperempat poin pada akhir tahun depan.
Data pada hari Jumat menunjukkan bahwa ekonomi Inggris mengalami kontraksi untuk bulan kedua berturut-turut pada bulan Oktober, menambah kekhawatiran atas prospek setelah survei bisnis baru-baru ini menunjukkan pelemahan dan penjualan ritel mendatar. BoE tidak mungkin cukup khawatir atas PDB untuk memangkas suku bunga minggu ini.
Bulan lalu bank sentral memangkas perkiraan pertumbuhan tahunannya untuk tahun 2024 menjadi 1% dari 1,25% tetapi memperkirakan tahun 2025 yang lebih kuat dengan pertumbuhan 1,5%, yang mencerminkan dorongan jangka pendek bagi perekonomian dari anggaran Menteri Keuangan Rachel Reeves.
Data PMI
Angka PMI global minggu ini akan memberikan investor wawasan baru tentang kesehatan ekonomi dunia setelah data pada bulan November menunjukkan bahwa kelesuan di sektor manufaktur menyebar ke aktivitas sektor jasa. PMI gabungan zona euro bulan November, yang dilihat sebagai pengukur yang baik dari kesehatan ekonomi secara keseluruhan, turun menjadi 48,3 dari 50,0 pada bulan Oktober.
PMI semua sektor Inggris turun ke level terendah dalam setahun di 50,9 – tepat di atas penanda yang memisahkan kontraksi dari ekspansi. Bahkan aktivitas sektor jasa AS melambat. Ketidakpastian atas tarif AS bersama dengan kekacauan politik di Prancis dan Jerman berpotensi merugikan aktivitas bisnis.
Sanksi Ke Rusia dan Iran Berpotensi Mendorong Naik Harga Minyak
Harga minyak berakhir pada level tertinggi dalam tiga minggu pada hari Jumat di tengah ekspektasi bahwa sanksi tambahan terhadap Rusia dan Iran dapat memperketat pasokan dan bahwa suku bunga yang lebih rendah di Eropa dan AS dapat meningkatkan prospek permintaan. Uni Eropa telah setuju untuk mengenakan paket sanksi ke-15 terhadap Rusia atas perangnya melawan Ukraina, yang menargetkan armada tanker bayangannya. AS sedang mempertimbangkan langkah serupa.
Langkah Bank Sentral Eropa memangkas suku bunga lagi pada hari Kamis dan mengindikasikan pemotongan suku bunga lebih lanjut akan dilakukan pada tahun 2025 asalkan inflasi mencapai target bank sebesar 2% seperti yang diharapkan. Sementara itu, investor bertaruh bahwa Fed akan memangkas suku bunga lagi pada hari Kamis dengan pemotongan lebih lanjut yang akan menyusul tahun depan. Suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
Analyst Royalfx