
Harga emas dunia merosot pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB) karena investor membukukan keuntungan menyusul rekor tertinggi, namun tetap optimis di tengah kekhawatiran perang dagang global yang dipicu oleh tarif baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Mengutip data Yahoo Finance, Rabu, 12 Februari 2025, harga emas spot turun 0,1 persen menjadi USD2.904,87 per ons, setelah mencapai puncak USD2.942,70 di awal sesi. Sementara harga emas berjangka AS ditutup 0,1 persen lebih rendah pada USD2.932,60.
Adapun Trump secara substansial menaikkan tarif impor baja dan aluminium menjadi 25 persen tanpa pengecualian atau pembebasan dalam sebuah langkah yang ia harapkan akan membantu industri yang sedang berjuang di AS. Namun demikian, hal tersebut justru juga berisiko memicu perang dagang.
Di sisi lain, para pelaku pasar keuangan mengawasi data inflasi AS untuk petunjuk baru tentang prospek suku bunga di ekonomi AS. Jajak pendapat menunjukkan Federal Reserve diperkirakan akan menunggu hingga kuartal berikutnya sebelum memangkas suku bunga lagi. Tarif dapat memicu inflasi AS dan menunda pemangkasan suku bunga.
Analis Kitco Metals, Jim Wyckoff, menilai aksi jual ini wajar setelah lonjakan tajam dalam beberapa hari terakhir. “Pasar sudah terlalu panas, jadi koreksi ini tidak mengejutkan.” ujarnya.
Pasar emas juga terpengaruh oleh kebijakan tarif Trump yang makin agresif. Ia resmi menaikkan tarif impor baja dan aluminium menjadi 25% tanpa pengecualian. Kebijakan ini bisa memicu perang dagang besar dan mengguncang ekonomi global.
Investor kini menanti data inflasi AS yang akan dirilis Rabu. Data ini akan memberi petunjuk soal langkah The Fed dalam menentukan suku bunga.
Survei Reuters menunjukkan The Fed kemungkinan menunda pemangkasan suku bunga hingga kuartal berikutnya. Tarif baru dari Trump berpotensi meningkatkan inflasi AS, yang bisa membuat The Fed ragu untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bank sentral tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga. “Ekonomi masih kuat dan inflasi tetap di atas target 2%,” katanya.
Ryan McIntyre dari Sprott Asset Management menambahkan bahwa inflasi tinggi bisa memperpanjang jeda pemangkasan suku bunga. Jika ini terjadi, harga emas bisa tertahan dalam jangka pendek.
Fed tidak terburu-buru pangkas suku bunga
Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral tidak terburu-buru memangkas suku bunga mengingat ekonomi yang secara keseluruhan kuat dan inflasi yang tetap di atas target dua persen. Komentar Powell merupakan bagian dari pidato pembukaannya yang disiapkan untuk disampaikan pada sidang Komite Perbankan Senat.
Diketahui, emas batangan dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, tetapi suku bunga yang lebih tinggi melemahkan daya tarik aset yang tidak memberikan imbal hasil tersebut.
Mengingat pernyataan baru dari Presiden Trump, ketidakpastian potensial dapat mempertahankan harga, dan skenario pengambilan untung, seperti hari ini, mungkin dilihat oleh pedagang yang optimis sebagai peluang pembelian selama penurunan harga, kata Wyckoff.
Sementara untuk logam lainnya, perak spot turun 0,4 persen menjadi USD31,92 per ons, platinum turun 0,8 persen menjadi USD986,03, dan paladium turun 0,3 persen menjadi USD980,25.