Dolar AS bertahan di dekat level tertinggi 11 minggu pada awal perdagangan Asia di hari Kamis (17/10/2024) karena ketidakpastian atas pemilihan umum AS yang akan datang. Disisi lain, dukungan pada Dolar AS masih bersumber dari ketahanan ekonomi AS. Hal ini menambah keyakinan pasar bahwa Federal Reserve akan kurang agresif dalam melonggarkan suku bunga dibandingkan dengan negara-negara lain di tempat lain.
Salah satu sentimen yang dinanti pasar adalah konferensi pers di China pada pukul 09:00 WIB yang difokuskan pada langkah-langkah untuk menopang sektor properti yang terkepung. Rincian kebijakan yang jelas akan menjadi kunci dalam mengembalikan ekonomi ke posisi yang lebih stabil dan menentukan apakah reli di pasar China dapat berlanjut.
Menjelang konferensi pers, yuan offshore (USD/CNH) naik 0,04% pada 7,1328 per dolar. Dolar Australia (AUD/USD), yang sering digunakan sebagai proksi likuid untuk yuan Cina, turun 0,02% menjadi $0,6665, mendekati level terendah satu bulan yang dicapai pada sesi sebelumnya. Dolar Australia terbebani sebagian oleh kekecewaan investor atas kurangnya rincian stimulus lebih lanjut dari Cina.
Pasar akan mencermati perkembangan Cina dengan sangat ketat, konferensi pers mungkin akan panjang dalam retorika dan sedikit dalam detail. Sehingga tidak banyak yang bisa didapatkan hari ini. Meski sangat tidak mungkin mendapatkan angka yang serius, namun ada sedikit lebih banyak warna dalam hal apa arti tujuan menstabilkan pasar perumahan ini.
Pada perdagangan yang lebih luas, dolar berada di posisi yang menguntungkan, setelah mencapai level tertinggi dalam 11 minggu terhadap sekeranjang mata uang lain di sesi sebelumnya. Poundsterling (GBP/USD) datar di $1,2991, merana mendekati level terendah dua bulan yang dicapai pada hari Rabu karena data inflasi Inggris yang lebih lemah dari perkiraan. Yen dalam USD/JPY berjuang mendekati level 150 per dolar dan terakhir di 149,47.
Euro dalam perdagangan EUR/USD melemah 0,02% menjadi $1,0859, menjelang keputusan kebijakan moneter dari Bank Sentral Eropa pada hari Kamis di mana bank sentral tersebut diharapkan akan memberikan penurunan suku bunga lagi.
Dolar tidak hanya mendapat dukungan dari serangkaian data optimis tentang ekonomi AS yang pada gilirannya menyebabkan para pedagang mengurangi ekspektasi mereka terhadap pemangkasan suku bunga Fed, tetapi juga pada kemungkinan kemenangan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump pada pemilihan bulan depan.
Kebijakan intinya tentang tarif, imigrasi, dan pajak akan menghasilkan prospek inflasi yang lebih tinggi di AS, sehingga mengurangi prospek pemangkasan suku bunga Fed yang agresif selama siklus tersebut.
Indeks dolar AS (DXY) terakhir stabil di 103,51, setelah mencapai puncaknya di 103,60 pada sesi sebelumnya.
Di tempat lain, dolar Selandia Baru dalam perdagangan NZD/USD naik tipis 0,07% menjadi $0,6061, setelah mencapai titik terendah dalam dua bulan pada hari Rabu karena data menunjukkan inflasi domestik kembali ke kisaran target Bank Sentral Selandia Baru sebesar 1% hingga 3% pada kuartal ketiga, sehingga membuka peluang bagi bank sentral untuk terus memangkas suku bunga secara agresif.
Analyst Royalfx