Harga Barang AS Naik, Inflasi Diatas Ekspektasi

Harga Barang AS Naik, Inflasi Diatas Ekspektasi

Harga barang-barang di tingkat konsumen AS naik sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan pada bulan September, khususnya harga pangan. Namun demikian, pertumbuhannya secara tahunan masih yang terkecil dalam lebih dari 3-1/2 tahun. Ini membuat pasar yakin bahwa Federal Reserve akan tetap pada jalur untuk memangkas suku bunga lagi pada bulan depan.

Departemen Tenaga Kerja pada hari Kamis (10/10/2024) melaporkan pula adanya kenaikan untuk tunjangan pengangguran. Angkanya melonjak dari minggu lalu ke level tertinggi dalam lebih dari setahun, didorong oleh terjadinya Badai Helene dan pemogokan yang terjadi hampir sebulan di pabrik Boeing. Dua hal ini, pemogokan dan badai dapat mengaburkan gambaran pasar tenaga kerja hingga akhir tahun.

Meskipun data inflasi secara bulanan lebih kuat dari yang diharapkan, terjadi moderasi yang tajam dalam kenaikan sewa. Ini membuat harapan para ekonom pada kenaikan yang lebih tenang dalam indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), ukuran inflasi yang dilacak oleh bank sentral AS untuk target 2%.

Para konsumen mungkin terpaku pada keteguhan inflasi dalam kategori seperti makanan, sementara Fed mungkin menyambut baik pembacaan perlindungan yang lebih lemah yang akhirnya mulai muncul. Bagaimanapun, inflasi telah normal. Dengan demikian, evolusi pendekatan Fed terasa bijaksana.”

Indeks harga konsumen meningkat 0,2% bulan lalu setelah naik 0,2% pada bulan Agustus, kata Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja. Harga makanan melonjak 0,4% setelah naik 0,1% pada bulan Agustus. Harga makanan di toko kelontong naik 0,4%, terangkat oleh biaya yang lebih tinggi untuk daging, unggas, ikan, dan telur. Harga buah dan sayur pulih 0,9% setelah turun 0,2% pada bulan Agustus.

Namun, konsumen mendapat sedikit kelegaan dari harga bensin, yang anjlok 4,1%. Sewa meningkat 0,3% setelah naik 0,4% pada bulan sebelumnya. Dalam 12 bulan hingga September, CPI naik 2,4%. Itu adalah peningkatan terkecil dari tahun ke tahun sejak Februari 2021 dan menyusul kenaikan 2,5% pada bulan Agustus.

Sejumlah ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan CPI naik tipis 0,1% dan naik 2,3% dari tahun ke tahun. Peningkatan inflasi tahunan telah melambat dari puncaknya di 9,1% pada bulan Juni 2022.

Inflasi merupakan masalah utama bagi para pemilih dalam pemilihan presiden bulan depan. Wakil Presiden Kamala Harris, calon dari Partai Demokrat, terkunci dalam persaingan ketat dengan calon dari Partai Republik Donald Trump.

Mayoritas eksekutif The Fed telah mengalihkan fokus ke pasar tenaga kerja, memberikan pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin yang luar biasa besar pada bulan September. Hal ini sebagaimana terlihat dalam risalah rapat yang diterbitkan pada hari Rabu.

Mereka umumnya mendukung dimulainya era kebijakan moneter yang lebih mudah dengan pemotongan yang sangat besar. Pun demikian, tampaknya tetap ada kesepakatan yang lebih luas bahwa langkah awal tersebut tidak akan mengikat The Fed pada kecepatan tertentu dari penurunan suku bunga di masa mendatang.

Paska penyampaian data ini, Bursa saham di Wall Street turun. Dolar menguat terhadap sekeranjang mata uang. Imbal hasil obligasi pemerintah AS sebagian besar lebih rendah.