Diramalkan harga emas dunia bakal melampaui 2.500 dolar AS per ons pasca penembakan kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat (AS), Sabtu (13/7). Perkiraan tersebut melonjak dibandingkan harga emas dunia saat ini yang mencapai 2.411 dolar AS per ons.
“Harga emas dunia kemungkinan besar melampaui batas 2.500 dolar AS pasca penembakan terhadap Donald Trump pada saat kampanye di Pennsylvania,” ungkapnya pada Minggu (14/7).
dengan memanasnya tensi perpolitikan AS akibat insiden penembakan Trump, dolar AS akan kembali menguat yang tadinya mulai melemah dan ini juga berdampak pada save heaven atau aset investasi yang aman di saat kondisi ekonomi dunia terguncang. Para investor besar diperkirakan akan kembali melakukan pembelian emas dunia secara jangka panjang atau long term.
Selain itu, perkiraan naiknya harga emas dunia juga disebabkan dari rencana bank sentral AS, The Fed yang akan menurunkan suku bunga dua kali, setelah melihat data inflasi inti yang terus mengalami penurunan. Bahkan, lanjut Ibrahim, kemungkinan besar jika ekonomi di AS terus membaik, The Fed akan menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali di tahun ini.
“Target pememangkasan suku bunga acuan sebanyak 75 basis poin kemungkinan besar akan tercapai,” ucapnya.
Di sisi lain, kondisi ekonomi Tiongkok yang masih dibayang-bayangi perang dagang yakni pemberlakuan bea masuk dari Uni Eropa (UE) yang tinggi hingga 38% terhadap kendaraan listrik dari Tiongkok, juga mempengaruhi penguatan harga emas.
“Kita juga sedang menunggu bagaimana perlawanan dari Tiongkok untuk biaya impor tersebut. Ini yang sebenarnya membuat harga emas cenderung mengalami penguatan yang cukup signifikan.
Dengan berbagi macam kondisi ekonomi dan politik global tersebut, diramalkan harga emas dunia bisa memecahkan rekor di tahun ini dengan menyentuh angka tertinggi yakni di level 2.550 dolar AS per ons.
BACA JUGA : 5 Fakta Ngeri Penembakan Trump saat Kampanye di AS, Ada yang Tewas
Penulis Oleh Team RoyalFX